CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 26 Oktober 2008

artikel SINTAKS DALAM PENCARIAN GOOGLE

D

alam perkembangan globalisasi seperti sekarang ini, tentunya sebagian besar masyarakat sudah tidak asing lagi dengan teknologi internet. Teknologi yang satu ini kebanyakan digunakan oleh masyarakat khususnya para pelajar untuk mencari informasi dengan cepat dan tepat. Namun, , mencari informasi di internet ibarat mencari jarum emas di tumpukan jerami; ada milyaran informasi dan memaksa kita memiliki teknik yang tepat untuk mendapatkan ”jarum emas” informasi yang kita butuhkan tersebut.

Pencarian sebuah kata kunci di google dapat menghasilkan temuan yang bisa jadi sangat banyak dan membingungkan. Untuk menghindari adanya informasi yang tidak relevan dengan informasi yang kita butuhkan, maka kita dapat ”membatasi” area pencarian dengan menggunakan sintaks-sintaks khusus, pada saat pencarian.

Berikut ini beberapa sintaks tersebut beserta contoh penggunaannya :

1. ’intitle:’ untuk membatasi pencari hanya pada judul/nama web saja. Contoh: intitle:”matematika”.

2. ‘allintitle:’ untuk membatasi pencari hanya pada judul/web saja dengan variasi ekspresi pencarian lebih dari satu. Contoh: allintitle:”matematika SMK” .

3. ’inurl:’ untuk membatasi pencarian hanya pada halaman web saja. Contoh: inurl:p4tkmatematika.com/web/.

4. ’allinurl:’ untuk membatasi pencarian hanya pada alamat web saja dengan variasi ekspresi pencarian lebih dari satu.Contoh: allinurl: p4tkmatematika.com.

5. ’intext:’ untuk membatasi pencarian hanya pada bagian dalam dokumen saja.Contoh: intext:google

6. ’allintext:’ untuk membatasi pencarian hanya pada bagian dalam dokumen saja dengan variasi ekspresi pencarian lebih dari satu. Contoh: allintext:menggunakan google.

7. ’site:’ untuk membatasi pencarian hanya pada salah satu domain saja. Contoh: kompas site:.com

8. ’ link:’ membatasi pencarian hanya pada halaman web yang memiliki link yang dicari. Contoh: link:www.google.com

9. ’cache:’ untuk mendapatkan halaman web yang telah diindex google, meskipun halaman web tersebut telah berubah. Sintax ini memungkinkan anda untuk mengakses cache google. Contoh: cache:”kompas 07-04”

10. ’filetype:’ untuk membatasi tipe file yang akan di cari. Contoh: Cellular filetype:pdf

11. ‘ related:’ untuk mencari data yang saling berhubungan. Contoh: book related:www.amazon.com

12. ‘phonebook:’ untuk mencari keterangan yang tersedia dalam buku telepon atau alamat. Contoh: phonebook:”Bambang Yudhoyono”

Contoh penggunaannya :

1. intitle:”Remote Desktop Web Connection” inurl:tsweb

2. intitle:”SFXAdmin - sfx_global” | intitle:”SFXAdmin - sfx_local” | intitle:”SFXAdmin sfx_test”

3. intitle:”SHOUTcast Administrator” inurl:admin.cgi

4. intitle:”site administration: please log in” “site designed by emarketsouth”

5. intitle:”Supero Doctor III” -inurl:supermicro

6. intitle:”SuSE Linux Openexchange Server” “Please activate JavaScript!”

7. intitle:”teamspeak server-administration

8. intitle:”Tomcat Server Administration”

9. intitle:”TOPdesk ApplicationServer”

10. intitle:”TUTOS Login”

11. intitle:”TWIG Login”

12. intitle:”vhost” intext:”vHost . [...]

Selain beberapa sintaks di atas, ada beberapa tips dalam proses pencarian informasi melalui google, diantaranya :

- Google tidak “case sensitive”.

Keyword: linux = LINUX = LiNuX

Akan menghasilkan hal yang sama

a. AND: Secara Default Google menggunakan keyword and.

Keyword: menjadi hacker

Hasilnya pencarian akan mengandung kata “menjadi” dan “hacker”

b. OR: Digunakan untuk menemukan halaman yang setidaknya berisi salah

satu dari keyword. Note: OR dituliskan dengan huruf besar semua.

Keyword: hacker OR kracker

Hasilnya pencarian akan mengandung kata “hacker” atau “kracker”

c. +: Google akan mengabaikan pencarian dengan kata-kata umum seperti

“how” dan “where”. Jika kata-kata umum ini begitu penting, anda

bisa menambahkan “+” didepan keyword tersebut.

Keyword: hacker how ==> Kata “how” akan diabaikan

Keyword: hacker +how ==> Kata “how” akan diikutsertakan

d. -: Tanda minus “-” bisa digunakan untuk mengecualikan kata-kata

tertentu dalam pencarian.

Misal kita ingin mencari kata “linus tanpa linux”, kita bisa menggunakan “linus -linux”

e. *: Google tidak mendukung pencarian * sebagai pengganti huruf.

Misalkan kita ingin mencari dengan kata depan menja*

Google tidak mencari kata “menjamu”, “menjadi”, “menjalar”, dll

Google akan menghasilkan pencarian hanya yang mengandung kata

“menja”.

Tetapi google mendukung penggunaan * dalam pencarian kalimat.

Keyword: “menjadi * hacker”

Hasilnya pencarian dapat menghasilkan “menjadi seorang hacker”,

“menjadi white hacker”, dll.

f. “”: Dapat digunakan untuk mencari kata yang lengkap.

Keyword: “menjadi hacker”

Hasilnya pencarian akan mengandung kata “menjadi hacker”

g. ?: Dapat digunakan untuk mencari pada direktori Google

Keyword: ?intitle:index.of? mp3

h. Menentukan Format File

[katatercari] filetype:formatfile atau [katatercari] .formatfile

contohnya:”bursa efek” filetype:PDF

“laporan keuangan” .doc

Dengan menggunakan cara ini maka file yang akan ditampilkan adalah hanya file-file dengan format yang anda tentukan saja.

Selanjutnya untuk format file anda dapat memilih seperti daftar di bawah ini:

o Microsoft Word Document => .doc

o Portable Document Format => .pdf

o Microsoft Power Point Slide => .pps

o Microsoft Power Point Presentation => .ppt

o Microsoft Excel => .xls

o Text Format => .txt

o Rich Text Format => .rtf

o Compiled HTML Help Modules => .chm

P

enjelasan lebih lengkap dari penggunaan sintaks dalam pencarian dengan GOOGLE akan dijelaskan sebagai berikut :

Dengan Simbol Matematika

Simbol pertama yang sangat berguna untuk dipakai adalah tanda plus (+). Tanda plus dipergunakan jika seorang netter ingin mencari berbagai dokumen dengan kata kunci lebih dari satu. Contohnya adalah seorang guru yang ingin mencari informasi mengenai profil penduduk di propinsi Riau, maka yang bersangkutan dapat mencarinya dengan menggunakan kata kunci:

+profil +penduduk +aceh

Yang dilakukan oleh mesin pencari jika menemukan format semacam ini adalah mencari berbagai sumber dokumen maupun artikel yang ada di seluruh internet dimana di dalamnya terdapat kata “profil”, “penduduk”, dan “aceh”. Jika terdapat sebuah dokumen yang mengandung salah satu atau dua kata yang ada, maka yang bersangkutan tidak akan ditampilkan.

Dari hasil pencarian melalui search engine Google terlihat bagaimana hasil pencarian terlihat lebih fokus menuju apa yang diinginkan guru tersebut. Cara mencari seperti ini tentu saja jauh lebih efektif dibandingkan dengan hanya menggunakan kata “aceh” atau “profil” saja yang dapat menampilkan jutaan situs sebagai hasilnya. Simbol “+” ini dapat dipergunakan sebanyak-banyaknya, karena prinsip yang kerap dipergunakan dalam melakukan searching adalah bahwa semakin spesifik yang dicari (semakin banyak menggunakan tanda “+”) akan semakin baik, karena search engine akan lebih fokus melakukan pencarian.

Contohnya adalah seorang olahragawan yang ingin mengetahui nama-nama pemain basket dari team Boston Celtics di tahun 1970, maka yang bersangkutan dapat menemukan informasi terkait dengan memakai searching key sebagai berikut:

+boston +celtics +basket +player +name +1970

Simbol lainnya yang sering dipergunakan mendampingi “+” adalah simbol minus (-). Untuk mudahnya, simbol tersebut dapat dibaca sebagai “kecuali”. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut. Misalnya seorang pelajar ingin mencari beasiswa untuk melanjutkan studi master di luar negeri, namun yang bersangkutan tidak mau pergi ke Singapura maupun Australia; maka yang bersangkutan dapat melakukan pencarian dengan cara sebagai berikut:

+master +degree +scholarship +abroad –singapore

australia

Dengan format di atas maka search engine yang bersangkutan akan mencari di internet seluruh dokumen yang mengandung teks “master”, “degree”, “scholarship”, dan “abroad” namun tidak terdapat kata “Singapore” maupun “Australia” di dalamnya.

Satu simbol lagi yang kerap dipakai mendampingi plus dan minus adalah simbol multiplikasi yang direpresentasikan dengan tanda kutip (“). Simbol ini dapat membantu netter untuk semakin memperkecil atau memfokuskan pencarian ke hal yang benar-benar diinginkan. Yang dilakukan oleh tanda kutip adalah memerintahkan search engine untuk mencari dokumen atau informasi yang mengandung teks persis seperti yang ada di dalam tanda kutip terkait. Perhatikanlah contoh searching key sebagai berikut:

“persatuan indonesia

Berdasarkan perintah tersebut, mesin pencari akan mencari seluruh dokumen di internet yang mengandung frase “persatuan indonesia”. Jika sebuah dokumen hanya mengandung kata “persatuan” atau “indonesia” saja, maka dokumen tersebut tidak akan ditampilkan. Walaupun terlihat sederhana, tanda kutip ini sebenarnya sangat ampuh jika dipergunakan dengan benar. Contohnya adalah seorang instruktur yang ingin mengetahui definisi dari internet. Dari pada menggunakan searching key:

+definisi +internet

yang akan menghasilkan cukup banyak temuan, maka yang bersangkutan lebih baik menggunakan simbol tanda kutip sebagai berikut:

“definisi internet”

Tanda kutip ini sering kali membuat orang terkesima karena tanpa disangka biasanya hal-hal yang nampaknya teramat sangat spesifik ternyata dapat ditemukan di internet.

Dengan Simbol Boolean

Simbol-simbol boolean banyak dipergunakan oleh mereka yang memiliki latar belakang ilmu komputer atau terbiasa dengan cara mengakses sistem basis data (database) konvensional. Secara garis besar, beberapa simbol boolean yang penting-penting (yang oleh beberapa kalangan dinilai sudah terlalu kuno dan ketinggalan jaman) sebenarnya sudah terwakili dengan simbol-simbol matematika seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kelebihan dari simbol boolean adalah dapat merepresentasikan jenis pencarian yang tergolong kompleks karena adanya simbol-simbol tambahan. Berikut adalah beberapa simbol penting yang kerap dipergunakan oleh para netter untuk membantu proses pencarian.

Simbol pertama adalah penggunaan kata OR (mengandung pengertian “atau” dalam bahasa Indonesia). Simbol ini bekerja dengan cara yang sama dengan karakter spasi pada simbol matematika. Jika seseorang melakukan pencarian dengan searching key sebagai berikut:

kepulauan OR nusantara

maka search engine akan mencari seluruh dokumen yang mengandung kata “kepulauan”, atau “nusantara”, atau yang mengandung kedua kata tersebut.

Di dalam satu event pencarian, sebuah kata OR dapat dipergunakan beberapa kali, seperti:

raja OR presiden OR pemimpin OR dinasti

yang akan menampilkan daftar dokumen yang memiliki satu atau lebih dari kata-kata “raja”, “presiden”, “pemimpin”, atau “dinasti” (termasuk kombinasi antara 2-4 kata tersebut).

Simbol berikutnya yang memiliki fungsi kurang lebih sama dengan tanda plus pada simbol matematika adalah AND, yang dapat diterjemahkan sebagai kata “dan” di dalam bahasa Indonesia. Contoh dari penggunaan simbol ini adalah sebagai berikut:

partai AND agama AND indonesia

akan mencari seluruh dokumen di internet yang di dalamnya terkandung tiga buah kata, yaitu “partai”, “agama”, dan “indonesia”.

Jika di dalam model simbol matematika terdapat tanda minus (untuk merepresentasikan kecuali), maka dalam model simbol boolean terdapat sebuah kata NOT untuk merepresentasikan hal yang serupa. Jadi jika seorang netter ingin mencari seluruh dokumen yang berhubungan dengan informasi populasi di Pulau Jawa tetapi tidak ingin mengikutsertakan kota Surabaya, maka dapat dipergunakan perintah sebagai berikut:

populasi AND pulau AND jawa NOT surabaya

Sebuah perintah dalam metode simbol boolean yang tidak diketemukan dalam simbol matematika adalah NEAR yang memiliki fungsi cukup unik. Untuk mendapatkan gambaran mengenai fungsi simbol ini dapat dilihat contoh berikut:

mahasiswa NEAR kampus

Perintah di atas akan menginstruksikan search engine untuk mencari dokumen yang mengandung kata “mahasiswa” dan “kampus” dimana jarak (jumlah kata di antara kedua kata tersebut) berdekatan. Dengan kata lain, search engine akan mencari dokumen dengan contoh kalimat sebagai berikut: “mahasiswa Trisakti menggelar mimbar bebas di kampus” atau “seorang mahasiswa diketemukan tewas di kampus” atau “mahasiswa kampus Atmajaya melakukan kegiatan sosial” karena jarak kata “mahasiswa” dan “kampus” relatif berdekatan. Kriteria berdekatan untuk masing-masing search engine biasanya berbeda. Contohnya Altavista memberikan kriteria paling banyak jaraknya adalah 10 kata, sementara Lycos menggunakan kriteria 25 kata. Bahkan AOL memiliki perintah khusus yang mengijinkan netter untuk menetapkan maksimum jumlah kata yang dimaksud dengan menggunakan simbol “/#” (# mencerminkan maksimum jumlah kata). Contohnya adalah:

flag NEAR/7 star

akan mencari dokumen yang mengandung kata “flag” dan “star” dimana jarak di antara kedua kata tersebut tidak lebih dari 7 kata.

Sebuah simbol lainnya yang sering dipergunakan untuk merepresentasikan sebuah searching key yang kompleks adalah sepasang tanda kurung atau nesting. Fungsi tanda kurung di dalam metode simbol boolean sama seperti fungsi tanda kurung pada mata pelajaran matematika di sekolah, yaitu untuk melakukan isolasi terhadap sebuah perhitungan yang harus didahulukan. Contohnya adalah sebagai berikut:

pahlawan AND (diponegoro OR surapati)

memiliki makna agar search engine terlebih dahulu mencari dokumen yang di dalamnya terdapat kata “diponegoro” atau “surapati” atau keduanya, dan hasil temuan tersebut harus pula mengandung kata “pahlawan”.

Karena di dalam metode boolean dikenal pula hukum distribusi, maka penggunaan tanda kurung jelas mempersingkat penulisan dibandingkan dengan cara lainnya, yaitu:

(pahlawan AND diponegoro) OR (pahlawan AND surapati)

Contoh lainnya adalah seorang mahasiswa jurusan bahasa yang ingin mengetahui definisi kata “bisa” atau “dapat” maka yang bersangkutan dapat mencarinya dengan searching key sebagai berikut:

definisi AND (bisa OR dapat)

Seperti halnya pada metode yang menggunakan simbol matematika, simbol-simbol dalam boolean dapat saling dikombinasikan membentuk sebuah searching key yang kompleks seperti yang dicontohkan berikut ini:

(nusantara OR (majapahit AND sriwijaya)) NEAR khatulistiwa

atau

(indiana NEAR jones) OR (harrison NEAR ford)

atau

((pelangi OR rainbow) AND (color OR warna)) NOT lagu

NOT spektrum

artikel KEJAHATAN INTERNET

S

esungguhnya, sebagai media komunikasi yang baru, internet memberikan sejuta manfaat dan kemudahan kepada pemakainya. Namun internet juga mengundang ekses negatif, dalam berbagai tindak kejahatan yang menggloblal. Misalnya, tindak penyebaran produk pornorgrafi, pedofilia, perjudian, sampah (spam), bermacam virus, sabotase, dan aneka penipuan, seperti carding, phising, spamming, dll. Yang gawat, nama negara terseret karenanya. Dari tahun ke tahun jenis kejahatan sebenarnya nyaris sama, hanya teknis dan rekayasanya semakin canggih. Tahun 2000 silam kita mengenal malware Trojan yang dulu sering mengirim pesan dengan subjek “Hello”, “Thank you!”, atau subjek lain. Belakangan malware lain jenis worm juga mengalami mutasi yang lebih kompleks, di antaranya Rinbot dan Delbot.

Kejahatan internet tidak melulu pada tujuan pencurian atau penipuan untuk mengeruk uang, masing-masing adalah jenis kejahatan karena di dalamnya sering merugikan orang. Penyebaran foto porno barang kali berawal dari sebuah keisengan. Namun, dampaknya sangat besar, timbul masalah sosial, terutama masalah harga diri bagi korbannya, atau mengganggu orang lain, bagi pelaku, sekaligus korban yang melakukannya dengan sengaja. Satu hal yang sekarang banyak dilakukan adalah pencurian hak intelektual. Banyak mahasiswa yang tidak mampu/malas menulis skripsi lantas meng-copy-paste naskah-naskah dari internet tanpa memedulikan sumber penulis aslinya. Banyak dari para penulis, termasuk penulis makalah seminar tentang penanggulangan cyber-crime, yang mengutip tanpa memerhatikan aturan dan etika penulisan/jurnalistik. Di sini, tanpa sadar para penegak hukum maupun pakar telematika pun bisa mudah terpeleset ke dalam kejahatan intelektual/akademis.

Indonesia sering diklaim gudangnya penjahat internet, terutama pencurian kartu kredit. Peringkatnya konon masuk sepuluh besar selama satu dasawarsa terakhir ini. Pernah menempati posisi kedua setelah Ukraina dan Nigeria. Peringkat ini sering kali dibuat oleh lembaga-lembaga internet terkemuka di Amerika Serikat dan Eropa. Para pakar kita, tanpa sikap kritis lalu ikut-ikutan latah meyakini riset yang barangkali jauh dari realita. Biasanya para analis teknologi informasi merujuk beberapa kota besar, Semarang, Yogyakarta, Medan, Bandung, Jakarta, Denpasar, dan Surabaya sebagai sarang para cracker. Meski demikian, seyogianya kita agak menahan diri agar tidak gegabah menyimpulkan bahwa penelitian tersebut valid dilakukan oleh orang Indonesia. Kita tidak pernah meneliti data valid pelaku di lapangan. Apakah benar yang melakukan tersebut adalah orang Indonesia tanpa keterlibatan orang asing di Indonesia, atau bahkan orang asing yang sengaja melakukan di Indonesia karena negeri ini memang mudah digunakan untuk pekerjaan seperti itu?

Logika ini penting dikedepankan agar kita tidak terjebak pada sikap-sikap yang tidak objektif. Benar bahwa kejahatan internet ada dan akan terus ada di negeri ini. Namun, sikap membebek atas statistika bukannya menyelesaikan masalah, melainkan justru menjadi beban psikologis bagi kita. Bahkan, tidak menutup kemungkinan menjadikan kita bersikap inlander dalam hubungan bisnis global maupun diplomasi. Sikap kritis itu paling tidak dengan mengajukan data pembanding seperti, minimnya jumlah pengguna internet, termasuk kualitas SDM internet di Indonesia. Perbicangan saya dengan banyak rekan ahli TI di berbagai kota tersebut banyak mukim bule-bule, terutama di Bali, Semarang, dan Yogyakarta. Kebanyakan orang kita belajar dari warga asing yang lebih dahulu ahli dalam hal pencurian barang belanjaan melalui kartu kredit. Dari sinilah kemudian para cracker mengembangkan solidaritas perkawanan dengan orang lokal. Bahkan sampai sekarang, masih banyak warga asing yang sengaja memanfaatkan perkawanan dengan orang Indonesia untuk kepentingan tindak kriminal di jagat maya.

Hukum harus bicara

Orang asing atau pribumi mencuri atau menipu atau melakukan tindak kriminal lain jelas melanggar hukum. Di sini hukum yang harus bicara. Dalam hal ini saya tetap mendorong eksekutif dan legislatif agar bergerak cepat menggarap undang-undang untuk menanggulangi kejahatan internet. Masalahnya adalah penyusunan undang-undang tidak pernah terealisasi secara cepat dan akurat, sedangkan teknik-teknik kejahatan terus berganti dengan kecepatan luar biasa disertai sistem yang serba mutakhir. Ya, masalah ini bukan hanya dialami oleh Indonesia, melainkan dialami negara lain, termasuk negara-negara maju. Karena itu, sebaiknya kita tetap memiliki hukum yang pasti dan baik untuk mengatasi hal ini, namun bukan berarti sepenuhnya menyandarkan penyelesaian serbahukum. Kejahatan itu sendiri adalah dampak, bukan sebab. Dunia kita bukan lagi dunia konvensional sehingga cara-cara penyelesaiannya konvensional seperti mengatasi masalah-masalah di dunia nyata. Kita sudah masuk jejaring kehidupan postmodernitas yang memiliki spirit kehidupan lain dari dunia modern. Dalam era postmodernisme beragam jenis kebaikan, termasuk kejahatan memiliki bentuk dan karakternya sendiri. Ini adalah sebuah keniscayaan, semacam “takdir historis” di mana kehidupan di jagat maya memiliki “hukumnya” sendiri. Takdir historis teknologi informasi mampu membuat miliaran orang bahagia, sekaligus berparadoks dengan kecemasan oleh berbagai ancaman kejahatan.*** (www.pikiran-rakyat.com, 29 november 2007)

Berikut wacana tentang fenomena kejahatan internet

December 2, 2007 by administrator

Perkembangan kehidupan jagat maya akhir-akhir ini memang semakin dahsyat. Berbagai kemudahan menjelajah dunia terpenuhi. Ada banyak kebaikan untuk melanjutkan tamasya kehidupan ke arah yang lebih baik di sana. Meski demikian, hukum kausalitas juga berlaku sebagaimana dalam kehidupan nyata di bumi. Ada kebaikan, pasti ada keburukan. Sebanyak pesan kebaikan menyebar, sebanyak itu pula keburukan merajalela.

Dunia internet hidup berkembang dari organisme bernama bit. Bit-bit ini hidup lazimnya bakteri. Tidak semua bakteri buruk, bahkan karena bakteri pula manusia dan binatang bisa hidup. Masalahnya, sekarang kita sedang berperang dengan bakteri buruk yang sedang menggerogoti bakteri baik. Jika peperangan ini dimenangi oleh bakteri buruk, bakteri baik pun akan berubah buruk. Kerusakan adalah dampaknya. Apa yang harus kita lakukan? “Penegakan hukum!” kata para pakar dan aparat yang hidup di planet nyata. Mendengar solusi ini, Mr. Criminilis, pakar telematika terpopuler di kampung bebas hukum jagat maya menjawab, “Bagaimana mau memberantas kejahatan di dunia maya kalau di dunia nyata saja penegak hukum tidak mampu?”

Ya, akhir-akhir ini kasus kejahatan di internet memang semakin marajalela. Para aparat dan pakar telematika sibuk seminar dan diskusi, sedangkan para hacker dan cracker terus menciptakan inovasi-inovasi terbaru menembus sekat-sekat kehidupan personal. Bagi mereka, prinsipnya adalah kebebasan mutlak; sebuah spirit anarkisme di alam postmodernisme. Sekat personal mengenali individu dengan pembajakan password (kode sandi) adalah tonggak utama lahirnya banyak kejahatan. Sebagaimana pendapat Yasraf A Pilliang (Dunia yang Berlari; 2004), kode atau konvensi hanya bersifat teknis (misalnya kesepakatan ikon, password), tetapi jarang yang bersifat etis atau moral. Tidak ada konsensus mengenai baik/buruk, benar, salah, asli/palsu, berguna/tak berguna. Semua menjadi semacam “nihilisme” (serba-nol). Dalam konteks ini, pada dasarnya Yasraf melihat serba-nol, apa pun tindakan menjadi serbaboleh, serbabenar, serbaguna. Pendeknya, dunia jagat maya adalah ruang yang sarat dengan tanda, citra, dan informasi (plenum), tetapi hampa etika.

Soal etika barang kali masih bisa dibicarakan melalui perspektif relativitas. Namun, kalau sudah bicara mengenai kejahatan, di mana pun berada, baik di dunia nyata maupun maya, tentu mayoritas orang akan berkata, lawan!. Ya, berbagai jenis kejahatan berikut ini harus dilawan; melawan terorisme, pencurian privasi dan data pribadi, penipuan jual-beli, pencurian uang, pembajakan perangkat lunak, perusakan web, serangan worm dan virus, manipulasi digital dalam fotografi, dan lain sebagainya.

_Kian canggih_

Jenis Kejahatan Internet

Berikut sejumlah jenis kejahatan via internet

CARDING

Carding adalah berbelanja menggunakan nomor dan identitas kartu kredit orang lain, yang diperoleh secara ilegal, biasanya dengan mencuri data di internet. Sebutan pelakunya adalah Carder. Sebutan lain untuk kejahatan jenis ini adalah cyberfroud alias penipuan di dunia maya.

Menurut riset Clear Commerce Inc, perusahaan teknologi informasi yang berbasis di Texas – AS , Indonesia memiliki carder terbanyak kedua di dunia setelah Ukrania.

Sebanyak 20 persen transaksi melalui internet dari Indonesia adalah hasil carding.

Akibatnya, banyak situs belanja online yang memblokir IP atau internet protocol (alamat komputer internet) asal Indonesia. Kalau kita belanja online, formulir pembelian online shop tidak mencantumkan nama negara Indonesia. Artinya konsumen Indonesia tidak diperbolehkan belanja di situs itu.

Menurut pengamatan ICT Watch, lembaga yang mengamati dunia internet di Indonesia, para carder kini beroperasi semakin jauh, dengan melakukan penipuan melalui ruang-ruang chatting di mIRC. Caranya para carder menawarkan barang-barang seolah-olah hasil carding-nya dengan harga murah di channel. Misalnya, laptop dijual seharga Rp 1.000.000. Setelah ada yang berminat, carder meminta pembeli mengirim uang ke rekeningnya. Uang didapat, tapi barang tak pernah dikirimkan.

HACKING

Hacking adalah kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya. Hacker memiliki wajah ganda; ada hacker sejati yang umumnya benar-benar pintar dan ada yang pencoleng yang kebanyakan bodoh.

Hacker sejati bertujuan hanya untuk memberi tahu kepada programer yang komputernya diterobos, akan adanya kelemahan-kelemahan pada program yang dibuat, sehingga bisa “bocor”, agar segera diperbaiki dan dibuat update. Sedangkan, hacker pencoleng, menerobos program orang lain untuk berdasarkan berita yang telah diumumkan oleh hacker sejati dan kemudian mencari komputer yang belum sempat diupdate untuk merusak dan mencuri datanya.

CRACKING

Cracking adalah hacking untuk tujuan jahat. Sebutan untuk cracker adalah hacker bertopi hitam (black hat hacker). Berbeda dengan carder yang hanya mengintip kartu kredit, cracker mengintip simpanan para nasabah di berbagai bank atau pusat data sensitif lainnya untuk keuntungan diri sendiri.

Meski sama-sama menerobos keamanan komputer orang lain, hacker lebih fokus pada prosesnya. Sedangkan cracker lebih fokus untuk menikmati hasilnya.

Pekan lalu, FBI bekerja sama dengan polisi Belanda dan polisi Australia menangkap seorang cracker remaja yang telah menerobos 50 ribu komputer dan mengintip 1,3 juta rekening berbagai bank di dunia. Dengan aksinya, cracker bernama Owen Thor Walker itu telah meraup uang sebanyak Rp1,8 triliun. Cracker 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA itu tertangkap setelah aktivitas kriminalnya di dunia maya diselidiki sejak 2006.

DEFACING

Defacing adalah kegiatan mengubah halaman situs/website pihak lain, seperti yang terjadi pada situs Menkominfo dan Partai Golkar, BI baru-baru ini dan situs KPU saat pemilu 2004 lalu. Tindakan deface ada yang semata-mata iseng, unjuk kebolehan, pamer kemampuan membuat program, tapi ada juga yang jahat, untuk mencuri data dan dijual kepada pihak lain.

PHISING

Phising adalah kegiatan memancing pemakai komputer di internet (user) agar mau memberikan informasi data diri pemakai (username) dan kata sandinya (password) pada suatu website yang sudah di-deface. Phising biasanya diarahkan kepada pengguna online banking. Isian data pemakai dan password yang vital yang telah dikirim akhirnya akan menjadi milik penjahat tersebut dan digunakan untuk belanja dengan kartu kredit atau uang rekening milik korbannya.

SPAMMING

Spamming adalah pengiriman berita atau iklan lewat surat elektronik (e-mail) yang tak dikehendaki. Spam sering disebut juga sebagai bulk email atau junk e-mail alias “sampah”. Meski demikian, banyak yang terkena dan menjadi korbannya. Yang paling banyak adalah pengiriman e-mail dapat hadiah, lotere, atau orang yang mengaku punya rekening di bank di Afrika atau Timur Tengah, minta bantuan netters untuk mencairkan, dengan janji bagi hasil.

Kemudian korban diminta nomor rekeningnya, dan mengirim uang/dana sebagai pemancing, tentunya dalam mata uang dolar AS, dan belakangan tak ada kabarnya lagi. Seorang rektor universitas swasta di Indonesia pernah diberitakan tertipu hingga Rp1 miliar dalam karena spaming seperti ini.

MALWARE

Malware adalah program komputer yang mencari kelemahan dari suatu software. Umumnya malware diciptakan untuk membobol atau merusak suatu software atau operating system. Malware terdiri dari berbagai macam, yaitu: virus, worm, trojan horse, adware, browser hijacker, dll. Di pasaran alat-alat komputer dan toko perangkat lunak (software) memang telah tersedia antispam dan anti virus, dan anti malware .

Meski demikian, bagi yang tak waspadai selalu ada yang kena. Karena pembuat virus dan malware umumnya terus berusaha memanfaatkan kelengahan orang lain dan produktif dalam membuat program untuk mengerjai korban-korbannya.

Rabu, 22 Oktober 2008

10 cara menghadapi senior

Duh… sedihnya jadi junior. Musti berlapang dada, mengalah untuk 
menang suatu hari nanti. But don’t worry be happy, ada triknya nih buat ngadepin senior yang ribet.

Ikutin aja contekannya yuk!!


Anak baru pasti berhadapan sama 
senior. Yang pasti tingkah laku anak-anak baru sangat disorot sama kakak-kakak seniornya. Tertawa ngakak
Sedikit dibilang belagu dan nggak sopan.
Hmm… apalagi buat cewek cantik, biasanya bikin kakak senior ngerasa tersaingi.
Waduh…waduh, apa- apa selalu dianggap
negatif nih. 

 
 Semua nggak bakal terjadi sih, bila kamu pintar ngebawa diri dan yaaaah…agak merendah gitu. Tapi jangan jadi rendah diri. Sabar aja, toh, kamu bakal jadi senior juga. Nah, gimana menghadapi kakak senior yang selalu ingin berkuasa? 

1
 Bila jalan di depan mereka, apalagi sedang bergerombol, tebar senyum ramah dan ucapin salam

2
 Bila bertemu langsung, sapa mereka. Hmm… sekalian buat kena lebih dekat kan. Ingat, seseorang akan ngerasa gimnaaa…gitu, bila disapa duluan. Apalagi kalau kamu menyapa dengan menyebut namanya.

3
 Cari kakak senior yang terlihat punya wibawa. Jadi, kalau kamu ada masalah dengan senior, kamu bisa minta tolong mereka. He…he…he…

4
 Cari tahu nama-nama senior yang terlihat “sangar” atau ditakuti dikalangan kampus. So, saat ketemu mereka kamu nggak buta-buta amat. Jangan sampai mereka bilang,”Loe nggak tahu gue apa?!”

5

 Nggak perlu ngelawan senior untuk hal-hal yang nggak prinsip. Ingat, mereka merasa lebih berkuasa dari pada kamu. Misalnya, soal antrian.

6
 Bila terpaksa “bersenggolan” dengan salah satu senior, jangan segan buat minta maaf. Soalnya, dia bisa menyebarkan ke teman-temannya, kalau kamu tuh, rebel dan belagu. Bisa repot kan?

7
 Hmm…buat yang cewek, dandan jangan menor atau aksesoris menyolok. Bisa-bisa bikin mereka igin berkomentar. Komentar bagus sih, nggak masalah. Nah, kalau malah ngejekin? Kan bikin sakit hati.

8
 Buat yang cowok juga nggak perlu pakai aksesoris yang terlihat “sangar”. Cukup jam tangan. Ingat, bagi senior kamu akan terlihat belagu dan sok jagoan. Sabar aja….

9

 Bila ada senior yang naksir, trus ada yang “ngamuk “ sama kamu, jangan malah menantang. Bilang saja, kalau kamu nggak tahu apa-apa.

10
 Jelas-jelas kakak senior ngerjain kamu dan itu sangat mengganggu, jangan segan buat ngelapor.